Selasa, 01 Maret 2016

MOONSUN CHAPTER 01 AURORA

            Dahulu kala, benda di alam semesta hanya satu. Kemudian terjadilah sebuah ledakan dahsyat yang “menciptakan” berbagai macam planet dan segala isi alam semesta. Diantara berbagai macam planet tersebut, ada satu planet bernama bumi yang didalamnya terdapat sesuatu yang tidak terdapat di planet yang lain, yaitu sesuatu yang disebut kehidupan. Sebelum planet bumi dikuasai oleh manusia dan dibagi ke beberapa negara, mulanya bumi dikuasai oleh iblis. Kemudian dihuni oleh binatang. Pada masa itu, hiduplah seekor kucing raksasa (satu-satunya kucing raksasa yang ada di muka bumi). Kucing ini merupakan sahabat Seth, sang raja iblis putih.

            Beberapa tahun kemudian, terjadilah perang besar di seluruh penjuru planet bumi. Pemicu perang ini adalah perebutan kekuasaan, antara iblis putih dan iblis hitam. Iblis di bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu iblis putih penguasa siang dan iblis hitam penguasa malam. Iblis putih dan iblis hitam memiliki ambisi yang sama yaitu menjadi penguasa siang dan malam.

            Selama pertempuran tersebut, kemenangan hampir menjadi milik iblis hitam. Raja iblis putih dan pasukannya yang terdesak mengumpulkan aura mereka menjadi satu, dan mentransfer aura tersebut kepada sahabatnya, kucing raksasa. Mereka berencana untuk men-teleport kucing tersebut ke bulan, dari bulan tersebut sang raja iblis putih akan mengambil seluruh aura alam semesta untuk menaklukkan iblis hitam.

            Namun, melalui mata-matanya rencana tersebut diketahui oleh Osiris, sang raja iblis hitam. Raja iblis hitam dan pasukannya memburu kucing raksasa untuk membunuhnya dan mencuri aura iblis putih. Belum sempat mereka mendapatkan si kucing raksasa, kucing tersebut sudah menghilang ke dalam aliran waktu bersama aura iblis putih. Iblis putih yang melemah akhirnya ditaklukkan iblis hitam, dan bumi pun dikuasai oleh iblis hitam.


 

#Kembali ke Zaman sekarang

            Seorang anak berseragam sekolah dengan lambang “SMP Maria” di lengan kanan bajunya, sedang menengadah ke langit. Dia menghirup nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya.

“Pasti aku dihukum pak guru lagi” keluhnya dalam hati.

            Di depan gerbang sekolah SMP Maria, terlihat seseorang yang sedang berdiri, orang tersebut yang sudah tidak muda lagi sedang mengenakan seragam security, beliau merupakan security SMP Maria. Pak Security menoleh ke arah si anak tersebut.

“Terlambat lagi ya, Arya” katanya menyapa.

Anak yang bernama Arya hanya membalasnya dengan wajah yang murung dan lesu.                             

 

#Didalam kelas

            Pak guru sedang menerangkan materi pelajaran dan seluruh murid dikelas serius mengikuti pelajaran tersebut. Tiba-tiba pintu kelas terbuka, terlihat Arya dengan wajahnya yang lesu sedang berdiri di depan pintu tersebut. Seluruh pandangan di kelas tertuju ke Arya.

“Lagi-lagi kamu terlambat, Arya” kata pak guru, memecahkan keheningan di dalam kelas.

Arya hanya menjawabnya dengan senyuman terpaksa.

“Sudah berkali-kali mendapat hukuman, tapi selalu melakukan kesalahan yang sama,” pak guru memarahi Arya, “hari ini porsi hukumanmu di lipatganda-kan dari biasanya, semoga hukuman ini bisa jadi alasan supaya kamu tidak mengulangi kesalahan mu lagi”

Tanpa berkomentar, Arya menutup pintu dan melakukan perintah pak guru.

Pak guru melanjutkan penjelasannya.

 

#Di halaman sekolah

Arya berlari dengan wajah dan tubuh yang dipenuhi keringat.

 

#Kembali ke dalam kelas

Arya sudah menyelesaikan hukuman yang diberikan pak guru dan menempati kursinya di bagian paling belakang di pojok kanan kelas untuk mengikuti pelajaran.

“Arya, kenapa telat lagi? Semalam begadang nonton siaran bola ya?” tanya teman yang berada di sebelahnya.

“Nggak, kok. Hari ini aku bangunnya pagi” bisiknya.

“Bangun pagi? Tapi kamu telat tuh”

“Tadi pagi, diperjalanan ke sekolah, aku lihat ada anak kucing yang hanyut di sungai”

“Terus kamu tolongin, gitu?”

“Iya”

“Tapi seragammu nggak basah tuh. Kamu nyebur ke sungainya telanjang ya? Hehe”

“eh?” Arya kaget dan meraba seragamnya.

“seragam ku kering” komentarnya dalam hati.

 

#Kejadian tadi pagi, sebelum ke sekolah

            Arya melihat kucing kecil yang berenang ke tepi sungai, namun kucing tersebut hanyut terbawa arus sungai. Tanpa pikir panjang, Arya meletakkan tasnya, lalu terjun ke sungai untuk menyelamatkan kucing malang tersebut. Sampai di tepi sungai, Arya meletakkan kucing tersebut ke daratan, lalu berjalan memungut tasnya. Ketika dia berbalik, kucing itu sudah menghilang.

“Mungkin kucing kecil itu sudah berlari mencari induknya”, pikir Arya.

 

#Kembali ke sekolah

Bel tanda pulang berdering, semua siswa meninggalkan ruangan kelas.

Sambil berjalan pulang, Arya memikirkan kejadian aneh tadi pagi.

Arya sampai di sebuah gang. Tiba-tiba ada preman yang menuju ke arahnya dengan tatapan seram, di wajahnya terdapat luka goresan membentang dari atas kening kirinya sampai ke bagian bawah kanan bibirnya. tangan kanannya memegang pisau. Aria yang merasa kaget kerena mendapat serangan tersebut tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya.

“MATI KAU, AURORA!” teriak si preman dan menusukkan pisau ke perut Arya. Arya yang terpaku tidak dapat menghindar lagi, dan..

Tiba-tiba dia berada tak seberapa jauh di belakang si preman.

Si preman berbalik dan melemparkan pisau. Arya reflek menggerakan tangan kanannya, pisau tersebut mengikuti arah gerak tangan Arya dan menancap di tembok sebelah kanannya.

“Perasaan macam apa ini?”

Arya mengarahkan tinju dari jarak jauh ke tubuh si preman. Si preman terpental dan pingsan. Dari tubuh preman tersebut keluar sesosok berbentuk binatang dengan mata merah menyala. Dengan kecepatan sepersekian detik, makhluk tersebut sudah mencekik leher Arya dengan tangan kirinya.

“sangat cepat”, pikir Arya dalam hati.

Arya memberontak. Kedua kakinya menendang perut makhluk tersebut. Cekikannya terlepas, Arya terjatuh ke belakang. Sedangkan makhluk tersebut masih berdiri memegang perutnya, lalu menatap Arya dengan marah kemudian kaki kanannya bersiap menginjak perut Arya.

“lagi-lagi perasaan ini!” muncul bola api di kedua telapak tangan Arya. Lalu bola api tersebut membakar si makhluk misterius, dan membuatnya lenyap.

Arya melanjutkan perjalanan pulang dengan benak yang penuh tanya.

Si preman terbangun dari pingsannya, dia memegang kepala dan perutnya yang terasa sakit.

“sedang apa aku di sini?” tanyanya pada diri sendiri.

Dia berdiri, kemudian pergi keluar dari dalam gang.

 

#Di rumah Arya

            Setelah mengucapkan salam, Arya langsung naik ke lantai.2, lalu masuk ke dalam kamarnya. Diletakkan tasnya di atas meja belajar, kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Dia kembali memikirkan kejadian aneh yang di alaminya hari ini. Seragam yang tidak basah setelah terjun ke dalam sungai, stamina yang stabil meski berkeliling halaman sekolah sebanyak 20 kali, dan terakhir pertarungan melawan orang dan makhluk yang tidak pernah dikenalnya. Sambil berpikir akhirnya dia terlelap.


 BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar