Beberapa
tahun kemudian, terjadilah perang besar di seluruh penjuru planet bumi. Pemicu
perang ini adalah perebutan kekuasaan, antara iblis putih dan iblis hitam.
Iblis di bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu iblis putih penguasa siang dan
iblis hitam penguasa malam. Iblis putih dan iblis hitam memiliki ambisi yang
sama yaitu menjadi penguasa siang dan malam.
Selama
pertempuran tersebut, kemenangan hampir menjadi milik iblis hitam. Raja iblis
putih dan pasukannya yang terdesak mengumpulkan aura mereka menjadi satu, dan
mentransfer aura tersebut kepada sahabatnya, kucing raksasa. Mereka berencana
untuk men-teleport kucing tersebut ke bulan, dari bulan tersebut sang raja
iblis putih akan mengambil seluruh aura alam semesta untuk menaklukkan iblis
hitam.
Namun,
melalui mata-matanya rencana tersebut diketahui oleh Osiris, sang raja iblis
hitam. Raja iblis hitam dan pasukannya memburu kucing raksasa untuk membunuhnya
dan mencuri aura iblis putih. Belum sempat mereka mendapatkan si kucing
raksasa, kucing tersebut sudah menghilang ke dalam aliran waktu bersama aura
iblis putih. Iblis putih yang melemah akhirnya ditaklukkan iblis hitam, dan
bumi pun dikuasai oleh iblis hitam.
#Kembali
ke Zaman sekarang
Seorang anak
berseragam sekolah dengan lambang “SMP Maria” di lengan kanan bajunya, sedang
menengadah ke langit. Dia menghirup nafas dalam-dalam kemudian
menghembuskannya.
“Pasti aku dihukum pak guru lagi” keluhnya dalam hati.
Di depan
gerbang sekolah SMP Maria, terlihat seseorang yang sedang berdiri, orang
tersebut yang sudah tidak muda lagi sedang mengenakan seragam security, beliau
merupakan security SMP Maria. Pak Security menoleh ke arah si anak tersebut.
“Terlambat lagi ya, Arya” katanya menyapa.
Anak yang bernama Arya
hanya membalasnya dengan wajah yang murung dan lesu.
#Didalam
kelas
Pak guru
sedang menerangkan materi pelajaran dan seluruh murid dikelas serius mengikuti
pelajaran tersebut. Tiba-tiba pintu kelas terbuka, terlihat Arya dengan
wajahnya yang lesu sedang berdiri di depan pintu tersebut. Seluruh pandangan di
kelas tertuju ke Arya.
“Lagi-lagi kamu terlambat, Arya” kata pak guru, memecahkan
keheningan di dalam kelas.
Arya hanya menjawabnya dengan senyuman terpaksa.
“Sudah berkali-kali mendapat hukuman, tapi selalu melakukan
kesalahan yang sama,” pak guru memarahi Arya, “hari ini porsi hukumanmu di
lipatganda-kan dari biasanya, semoga hukuman ini bisa jadi alasan supaya kamu
tidak mengulangi kesalahan mu lagi”
Tanpa berkomentar, Arya menutup pintu dan melakukan perintah
pak guru.
Pak guru melanjutkan penjelasannya.
#Di
halaman sekolah
Arya berlari dengan wajah dan tubuh yang dipenuhi keringat.
#Kembali
ke dalam kelas
Arya sudah menyelesaikan hukuman yang diberikan pak guru dan
menempati kursinya di bagian paling belakang di pojok kanan kelas untuk
mengikuti pelajaran.
“Arya, kenapa telat lagi? Semalam begadang nonton siaran
bola ya?” tanya teman yang berada di sebelahnya.
“Nggak, kok. Hari ini aku bangunnya pagi” bisiknya.
“Bangun pagi? Tapi kamu telat tuh”
“Tadi pagi, diperjalanan ke sekolah, aku lihat ada anak
kucing yang hanyut di sungai”
“Terus kamu tolongin, gitu?”
“Iya”
“Tapi seragammu nggak basah tuh. Kamu nyebur ke sungainya
telanjang ya? Hehe”
“eh?” Arya kaget dan meraba seragamnya.
“seragam ku kering” komentarnya dalam hati.
#Kejadian
tadi pagi, sebelum ke sekolah
Arya
melihat kucing kecil yang berenang ke tepi sungai, namun kucing tersebut hanyut
terbawa arus sungai. Tanpa pikir panjang, Arya meletakkan tasnya, lalu terjun
ke sungai untuk menyelamatkan kucing malang tersebut. Sampai di tepi sungai,
Arya meletakkan kucing tersebut ke daratan, lalu berjalan memungut tasnya.
Ketika dia berbalik, kucing itu sudah menghilang.
“Mungkin kucing kecil itu sudah berlari mencari induknya”,
pikir Arya.
#Kembali
ke sekolah
Bel tanda pulang berdering, semua siswa meninggalkan ruangan
kelas.
Sambil berjalan pulang, Arya memikirkan kejadian aneh tadi
pagi.
Arya sampai di sebuah gang. Tiba-tiba
ada preman yang menuju ke arahnya dengan tatapan seram, di wajahnya terdapat
luka goresan membentang dari atas kening kirinya sampai ke bagian bawah kanan
bibirnya. tangan kanannya memegang pisau. Aria yang merasa kaget kerena
mendapat serangan tersebut tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya.
“MATI KAU, AURORA!” teriak si preman dan menusukkan pisau ke
perut Arya. Arya yang terpaku tidak dapat menghindar lagi, dan..
Tiba-tiba dia berada tak seberapa jauh di belakang si
preman.
Si preman berbalik dan melemparkan pisau. Arya reflek
menggerakan tangan kanannya, pisau tersebut mengikuti arah gerak tangan Arya
dan menancap di tembok sebelah kanannya.
“Perasaan macam apa ini?”
Arya mengarahkan tinju dari jarak jauh ke tubuh si preman.
Si preman terpental dan pingsan. Dari tubuh preman tersebut keluar sesosok
berbentuk binatang dengan mata merah menyala. Dengan kecepatan sepersekian
detik, makhluk tersebut sudah mencekik leher Arya dengan tangan kirinya.
“sangat cepat”, pikir Arya dalam hati.
Arya memberontak. Kedua kakinya menendang perut makhluk
tersebut. Cekikannya terlepas, Arya terjatuh ke belakang. Sedangkan makhluk
tersebut masih berdiri memegang perutnya, lalu menatap Arya dengan marah
kemudian kaki kanannya bersiap menginjak perut Arya.
“lagi-lagi perasaan ini!” muncul bola api di kedua telapak
tangan Arya. Lalu bola api tersebut membakar si makhluk misterius, dan
membuatnya lenyap.
Arya melanjutkan perjalanan pulang dengan benak yang penuh
tanya.
Si preman terbangun dari pingsannya, dia memegang kepala dan
perutnya yang terasa sakit.
“sedang apa aku di sini?” tanyanya pada diri sendiri.
Dia berdiri, kemudian pergi keluar dari dalam gang.
#Di
rumah Arya
Setelah
mengucapkan salam, Arya langsung naik ke lantai.2, lalu masuk ke dalam
kamarnya. Diletakkan tasnya di atas meja belajar, kemudian merebahkan tubuhnya
diatas tempat tidur. Dia kembali memikirkan kejadian aneh yang di alaminya hari
ini. Seragam yang tidak basah setelah terjun ke dalam sungai, stamina yang
stabil meski berkeliling halaman sekolah sebanyak 20 kali, dan terakhir
pertarungan melawan orang dan makhluk yang tidak pernah dikenalnya. Sambil
berpikir akhirnya dia terlelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar